Sabtu, 01 Oktober 2011

Tips Menata Rumah Mungil

Memiliki rumah mungil dengan luas tanah sekitar 105 meter persegi bukan berarti menjadi masalah menjadikannya menarik. Rumah mungil tetap nyaman asalkan Anda tahu cara menyiasatinya.

Kunci kenyamanan tinggal di rumah dengan lahan yang terbatas ialah pemilik rumah harus memerhatikan pembagian ruangan berdasarkan fungsinya. Kebutuhan akan ruang di dalam rumah mungil harus diatur secara efektif dan efisien.

Berikut beberapa langkah yang bisa Anda pertimbangkan:

1. Manfaatkan Ruang dengan Efisien. Cermati ruang-ruang kosong yang ada di rumah, manfaatkan untuk meletakkan barang. Misalnya di bawah tangga, Anda dapat menempatkan perabotan atau perkakas atau sebagai storeage. Bisa juga di bawah wastafel untuk menyimpan barang.

2. Perhatikan Faktor Pencahayaan dalam Ruang. Sinar cahaya lampu yang Anda dapat manfaatkan berwarna kuning dan putih. Cahaya lampu berwarna kuning memberi kesan lebih hangat, alami, dan romantis. Sementara cahaya lampu berwarna putih memberi kesan formal, luas, dan bersahabat. Perhatikan juga jarak penempatan lampu di tiap ruangan.

3. Atur Letak Jendela dan Tepat Memilih Kaca. Peletakan jendela harus tepat posisinya, begitu juga pemakaian kaca di dalam rumah dapat membuat rumah terlihat lebih luas. Pakailah ukuran jendela yang tidak besar dan kaca tidak bermotif. Jendela dipasang dengan posisi tepat agar dapat menyerap sinar matahari, memberi kehangatan, dan membantu sirkulasi udara dalam rumah.

4. Cat Dinding dengan Warna Terang. Sebaiknya Anda memilih warna-warna terang untuk dinding, pasalnya warna gelap akan memberi kesan ruangan lebih sempit dan lesu. Kalau Anda senang memakai wallpaper, pilihlah yang bermotif ringan dan berwarna lembut. Motif misalnya garis tipis atau kotak tipis. Tujuannya untuk mengistirahatkan pandangan mata.

5. Tangga Dibuat Ringan. Bila rumah mungil Anda terdiri dari dua lantai, sebaiknya memilih tangga dari bahan yang ringan karena akan terlihat tidak memakan ruangan yang sudah sempit. Di bawah tangga bisa dimanfaatkan menempatkan barang. Namun, hindari menumpuk barang di situ karena ruangan akan terlihat berantakan.

6. Pemilihan Furnitur. Sebaiknya Anda memilih furnitur dengan desain sederhana. Pilih juga warna furnitur yang lembut. Tujuannya agar menghasilkan efek luas dan ringan. Sebagai sentuhan alam, masukkan unsur-unsur alam seperti tanaman dalam pot atau bunga di dalam rumah.

7. Pakailah Cermin. Cermin dapat dipasang pada sudut rumah tertentu di dalam rumah. Seperti diketahui, kegunaannya selain untuk mematut diri dapat juga menyiasati ruang yang sempit. Cermin tidak usah terlalu besar dan terlalu banyak. Tempatkan di satu sudut dan berfungsi memberi kesan luas di dalam ruangan.

Selamat mencoba!

Sumber: kompas.com

Selasa, 21 Juni 2011

Ruang Makan: Pilih Dua, Empat, atau Enam Kursi?

Apakah ruang makan harus selalu terdiri dari satu meja lebar dan banyak kursi? Tidak juga!

 

Kebanyakan keluarga Indonesia merasa "wajib" menempatkan meja makan berukuran besar dengan banyak kursi, di ruang makan mereka. Mungkin terbawa tradisi sejak zaman dahulu, bahwa makan selalu bersama seluruh anggota keluarga. Jika sampai saat ini, Anda memang tinggal bersama keluarga besar yang beranggotakan lebih dari empat orang, konsep ruang makan berkursi banyak tentu sangat pas untuk Anda. Tapi bagaimana dengan yang hidup di kota besar, hanya berdua dengan pasangan, tinggal pun di rumah berukuran pas-pasan?

Jika kondisinya demikian, mengapa harus memaksakan menempatkan meja berukuran besar dan banyak kursi? Tempatkan saya satu buah meja kecil dengan dua buah kursi. Buat merapat ke dinding, dengan demikian banyak lahan kosong tersisa, yang bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya. Atau lebih ringkas lagi buat meja bar.

Pemilihan ukuran meja dan jumlah kursi makan terdengar seolah bukan masalah besar, tapi tidak akan jadi sepele lagi kalau kaitannya dengan ukuran lahan. Jadi, soal jumlah kursi dan ukuran meja makan sesuaikan saja dengan kebutuhan dan kebiasaan sehari-hari. Misalnya, Anda memang hanya tinggal berdua, tapi kerap menjamu keluarga dan tamu di rumah, maka Anda harus mempertimbangkan menempatkan meja yang lebih besar.

Dengan menempatkan segala sesuatu sesuai kebutuhan, setiap ruang di rumah akan berfungsi lebih efektif dan efisien. ANda pun akan merasa lebih nyaman di rumah.

Sumber : ideaonline

Sabtu, 26 Maret 2011

Langkah Agar Karpet Bersih dan Awet

Karpet merupakan salah satu perlengkapan di rumah yang perlu penanganan khusus dalam merawatnya. Cara-cara perawatan yang kurang tepat bisa membuat karpet bertambah kotor dan mudah rusak.

Bersihkan karpet Anda dengan cara yang tepat agar selalu awet. Berikut ini tipsnya, seperti dikutip dari Helium:

1. Bersihkan Sesering Mungkin
Karpet harus sering dibersihkan menggunakan penyedot debu/vacuum cleaner, terutama jika Anda baru saja memasang karpet. Meski tampak bersih, serat-serat pada karpet bisa tercampur dengan debu dan kotoran. Jika dibiarkan terlalu lama, kotoran akan menumpuk. Selain tidak baik untuk kesehatan, kotoran yang menumpuk juga akan lebih cepat merusak karpet.

Bersihkan karpet dengan vacuum cleaner minimal seminggu sekali. Fokuskan pada daerah yang sering dilewati orang, karena biasanya kotoran paling banyak menempel di area tersebut.

2. Jangan Berjalan dengan Kaki Telanjang
Banyak orang beranggapan bahwa berjalan di rumah tanpa alas kaki bisa membuat karpet bersih lebih lama. Namun anggapan itu tak sepenuhnya benar. Kaki mengeluarkan keringat dan minyak. Saat bersentuhan dengan karpet, minyak dan keringat menempel pada karpet sehingga menyebabkan debu dan kotoran mudah melekat. Sebaiknya kenakan kaus kaki atau slippers saat berjalan di atas karpet.

3. Jangan Cuci Karpet dengan Sabun
Sebaiknya jangan cuci karpet Anda dengan deterjen atau cairan pembersih yang mengandung sabun. Busa yang dihasilkan sabun akan meninggalkan sisa-sisa residu yang justru akan mengikat lebih banyak debu di karpet.
Selain itu, residu sabun yang tertinggal juga bisa melemahkan serat karpet sehingga membuat karpet mudah robek atau rusak.

Bahan paling tepat untuk membersihkan karpet tanpa merusaknya, ternyata cukup mudah didapat, yaitu cuka putih. Campurkan satu botol cuka dengan satu galon air. Siramkan campuran tersebut ke atas karpet, sikat sebentar, lalu bilas dengan air bersih.
Jangan khawatir rumah Anda akan berbau cuka, karena baunya akan hilang dalam 24 jam. Hanya pastikan karpet Anda tidak dalam keadaan lembab terlalu lama.

Sumber : Citydirectory.co.id

Senin, 14 Maret 2011

Wardrobe Atau Walk In Closet ?

Dewasa ini kita mengenal dua jenis lemari pakaian: wardrobe dan walk in closet. Wardrobe adalah loose furniture, lemari pakaian yang dapat dipindah-pindah atau diletakkan di mana saja sesuai kebutuhan. Sedangkan walk ini closet adalah ruang tempat menyimpan pakaian termasuk tas, sepatu, dan lain-lain yang memungkinkan pengguna melaluinya (walk in). Ukurannya biasanya lebih besar. “Minimal 2 x 3 meter,” kata Fernando S Siregar, desainer Chantique, salah satu produsen lemari di Jakarta.
Lemari ini sulit dipindah-pindah karena sudah built in dengan sebuah ruang. Lazimnya peletakan dekat kamar mandi dalam kamar tidur utama, menyatu dengan tempat berdandan. Jadi, selesai mandi kita bisa langsung memilih busana di walk in closet sebelum berhias. Keluar dari kamar tidur sudah dalam keadaan rapi. Wardrobe tersedia dalam bentuk produk jadi, sedangkan walk in closet dibuat berdasarkan pesanan (customized).

Sesuai kebutuhan
Menurut Evelyn Nila Chandra, Designer PT Linear Indonesia, produsen furniture lain di Jakarta yang mengusung merek The Line, walk in closet harus disesuaikan dengan kebutuhan penghuni. “Jadi, kita perlu menentukan dulu barang-barang yang akan disimpan di walk in closet mulai dari pakaian, tas, sepatu, sampai aksesori,” katanya.

Dari situ bisa dirumuskan bentuk modul yang akan diaplikasikan pada walk in closet seperti pintu, rak, laci, dan area gantung. Rak untuk menaruh pakaian lipat, handuk, dan selimut; laci untuk pakaian dalam, kaos kaki, dan yang sejenis itu; area gantung untuk pakaian yang harus digantung seperti kemeja dan gaun panjang, atau bisa juga ditambah area gantung khusus untuk dasi, selendang, dan syal.

Penempatan barang-barang dalam modul perlu juga disesuaikan dengan jenis dan frekuensi penggunaannya. “Misalnya, sepatu pesta yang jarang dipakai bisa ditaruh di lemari dengan tempat khusus sepatu,” jelasnya. Sementara pintu bisa diterapkan bisa juga tidak. Yang penting semua barang dalam lemari terlindung dari debu dan kotoran. Kalau diberi pintu, bentuknya bisa lipat (folding door) atau geser (sliding door).

Lampu otomatis
Evelyn menyarankan pemasangan walk in closet sudah direncanakan saat merancang rumah. Bentuknya disesuaikan dengan luas ruang. Bisa I-line (memanjang segaris dengan dinding), berbentuk L, atau empat persegi panjang. Pada rumah besar walk in closet bisa didesain terhubung dengan ruang tidur atau bahkan ruang mandi kering. Jangan lupa memajang cermin atau meja rias agar aktivitas berpakaian dan berdandan lebih maksimal.

Bahan lemari pakaian beragam sesuai dengan desain ruang. Selain MDF (medium density fiber), kayu nyatoh dan plywood dengan finishing melamik atau duco juga populer digunakan. Pilihan warna dan motifnya juga beragam. Aplikasi kaca sandblast (buram) pada pintu dapat makin mempercantik lemari.

Untuk memudahkan pencarian barang di lemari, walk in closet perlu dilengkapi lampu yang menyala secara otomatis saat kita mengambil pakaian, dan mati setelah kita keluar dari lemari. Sebaiknya gunakan lampu halogen yang cahayanya terang dan mampu memperlihatkan warna asli pakaian dalam lemari. Jadi, kita tidak keliru memilih. Bisa juga lampu neon kecil dengan intensitas cahaya memadai.

Chantique menjual lemarinya sekitar Rp4 juta/meter lari. Sedangkan The Line menawarkan koleksi lemari dengan tinggi 207 cm, lebar 101 cm, dan panjang 60 cm seharga Rp4,9 juta. Sementara walk in closet akan dikerjakan dengan minimal order untuk 10 proyek dengan harga sesuai kesepakatan. Tak ada tips khusus untuk merawat lemari pakaian. Yang penting jaga kelembabannya agar pakaian tidak berjamur dan cepat rusak. “Buka pintu lemari supaya udara masuk,” ujar Fernando.

Sumber: housing-estate.com

Rabu, 26 Januari 2011

Susun Cermin Hingga Berbentuk Bunga

Gak harus besar dan berdesain aneh-aneh. Beberapa cermin kecil pun bisa disusun hingga tampil menarik. Kaya yang di foto ini, nih .

Cermin berbentuk bujur sangkar, kalau dipajang sendirian, mungkin gak akan terlihat menarik. Apalagi berukuran kecil. Lain halnya kalau beberapa cermin seperti ini disusun menjadi bentuk yang berbeda.

Di foto ini, tujuh buah cermin berbentuk bujur sangkar, berukuran 20cmx20cm, disusun hingga berbentuk bunga. Susunan cermin ini berhasil menghias dinding kosong, menjadi lebih menarik.

Buat Anda yang lebih berani dan menyukai tampilan yang lebih meriah, bisa saja menambahkan unsur warna. Sebagai ganti cermin, gunakan kaca warna-warni. Bisa pilih satu warna, atau beberapa warna yang dipadupadankan.Biar lebih dramatis tambahkan sorotan cahaya lampu.

Susunan cerminnya juga tidak harus bunga, lho. Anda bebas berkreasi dengan bentuk dan ukuran cermin. Mulai sekarang coba pikirkan bentuk apa yang diinginkan. Kemudian rancang, kira-kira butuh berapa buah cermin. Begitu ada waktu, Anda bisa segera menyusunnya di dinding kosong, di rumah Anda.

Seru, kan ? Coba, yuk !

Sumber: www.ideaonline.co.id

Rabu, 12 Januari 2011

Sofa Merah menambah Kehangatan di Ruang Tamu

Tunjukkan sambutan hangat Anda dan keluarga saat menyambut tamu. Tak sekadar dari bahasa tubuh dan tutur kata, pun dari penataan ruang tamunya.

Begitu membuka pintu dan memasuki ruang tamu ini, langsung terasa kehangatan dan rasa akrab. Sentuhan merah yang tersebar di seluruh ruang tamulah yang jadi penyebabnya. Tanpa disadari, kecanggungan pun bisa segera mencair karenanya.

Dalam psikologi warna, merah termasuk dalam kategori warna hangat. Sifat warnanya yang menyolok dan pekat, membuatnya populer dijadikan warna aksen pada sebuah ruangan. Pada ruangan ini pun demikian. Ruangan yang sebenarnya didominasi warna netral, pada dinding dan lantai, jadi lebih menarik karena kehadiran aksen merah pada furnitur dan aksesori.

Warna merah kita temukan pada sofa, dua buah kursi, cushion , kap lampu, dan gorden. Pilihan warnanya dibuat senada, bukan gradasi. Hasilnya, karakter warna cerah yang satu ini semakin kuat.

Ada yang hangat, ada pula yang dingin. Dinding dan lantai, seperti disebutkan sebelumnya, menggunakan warna netral, cokelat. Satu lagi warna dingin bisa kita temukan di ruang tamu ini. Coba lirik ke dinding sebelah kiri, warne creme dilabur di sana. Tak perlu pusing lagi, merah, cokelat, dan creme inilah yang didaulat jadi pembentuk suasana ruang.

Dengan kehangatan merah di ruang tamu, jangan heran kalau para tamu yang datang, semakin betah ngobrol dengan Anda.

oleh: Anissa Q. Aini

Sumber: www.ideaonline.co.id